Jawa Barat, REVOLUSI.co.id– Tak butuh banyak waktu lagi Sistem Penerima Murid Baru ( SPMB ) atau Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) tingkat Sekolah Menengah Atas Negeri ( SMAN ) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN ) akan segera di buka, beberapa jalur PPDB pun sudah dipersiapkan salah satu nya Jalur akademik jalur zonasi dan jalur prestasi.
Kerawanan PPDB ditingkat SMAN/ SMKN akan semakin tinggi walau pun dalam pendaftarannya memalui online, namun tingkat kerawanan dalam penerimaan siswa baru jalur tikus atau jalur belakang sangat tinggi karena minat siswa untuk masuk ke sekolah negeri sangat tinggi. Bahkan banyak orang tua siswa yang rela mengeluarkan baget besar agar anak nya bisa di terima di sekolah negeri.
PPDB jalur belakang ini sudah menjadi budaya untuk di wilayah Jawa Barat, dan seolah – olah ada pembiaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan pemerintah. Budaya jalur belakang ini seharusnya segera diantisipasi sejak dini karena akan merugikan siswa – siswa yang yang berhak masuk ke SMAN / SMKN akan terhambat.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang orang tua siswa SMP, Ahmadi, saat di tanya tentang PPDB tingkat SMAN/ SMKN, mengatakan,” Saya berharap kepada Pemerintah Jawa Barat dalam hal ini Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi untuk segera membentuk tim pengawasan PPDB, karena dalam setiap PPDB banyak siswa yang daftar melalui jalur tikus,” Jelasnya.
“Bila terlalu banyak siswa yang masuk melalui jalur tikus maka banyak pula siswa yang layak masuk akan menjadi korban. Maka untuk antisipasi hal itu Gubernur Jawa Barat harus segera membentuk tim pengawasan PPDB, karena disini akan rawan pungli,” Ungkap nya.
Memang demikian adanya sekolah – sekolah yang berada di tingkat SMAN/ SMKN karena minat masuk siswa sangat tinggi, maka akan terjadi tawar menawar harga, bahkan tidak tanggung – tangung tahun ajaran 2023/2024 pun untuk masuk SMAN /. SMKN dihargai mulai dari Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 10 juta. ( REDAKSI )