Jakarta, REVOLUSI.co.id– Wartawan senior Bang Izharry Agusjaya Moenzir mengungkap berbagai dugaan kebobrokan dalam tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam sebuah video YouTube yang di muat oleh Wilson Lalanke Channel Official yang kini ramai diperbincangkan. Dalam video berdurasi sekitar tujuh belas menit itu, bang Izhary secara blak-blakan membahas persoalan yang terjadi di kepengurusan PWI, mulai dari isu korupsi, konflik kepentingan, hingga pengkhianatan di internal organisasi.
Dalam Percakapan telepon Ketum PPWI (Wilson Lalengke) dengan Senior PWI dan juga mantan Dewan Penasehat PWI (Bang Izharry Agusjaya Moenzir), pada Rabu, (11-09-2024).
Dalam pernyataannya, bung Izhary menegaskan bahwa banyak senior PWI yang awalnya sepakat bahwa Hendry CH Bangun harus dipecat dan diadili karena dugaan korupsi. Bahkan, para wartawan senior sempat mengadakan pertemuan untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap dugaan penyimpangan tersebut.
“Waktu terjadi korupsi, semua kami bikin real grup, semua undang senior-senior, rapat di satu tempat. Di rapat itu, semua setuju Hendry harus dipecat, diadili,” ungkap bang Izhary.
Namun, setelah keputusan tegas tersebut dibuat, tiba-tiba terjadi perubahan sikap dari beberapa anggota yang sebelumnya gencar mengkritik. Hal ini membuatnya merasa kecewa dan mempertanyakan idealisme mereka.
“Kemarin kalian berteriak soal kasus ini, sekarang malah berdamai dengan Hendry Ch Bangun dan berfoto bersama. Ini apa-apaan?” sindirnya.
Bang Izhary juga menyoroti bagaimana kepengurusan PWI terpecah menjadi dua kubu. Ia mengingatkan bahwa wartawan harus tetap independen dan tidak berpihak pada kepentingan tertentu.
“Jangan ke kiri atau ke kanan. Jangan berpihak ke Hendry Ch Bangun atau ke kubu lain. Wartawan harus netral,” tegasnya.
Namun, ia menyayangkan bahwa beberapa pengurus justru lebih mementingkan posisi dan fasilitas daripada membela integritas pers. Ia menyebut bahwa sebagian besar hanya ingin tetap berada dalam kepengurusan demi mendapatkan fasilitas seperti perjalanan dinas ke Hari Pers Nasional (HPN) dan keuntungan lainnya.
“Kalian cuma ingin tetap di pengurus supaya bisa tiap tahun jalan-jalan ke HPN, dapat fasilitas, dan memanfaatkan PWI untuk kepentingan pribadi,” sindirnya tajam.
Bang Izhary juga mengungkapkan bahwa awalnya dirinya direkomendasikan untuk masuk ke kepengurusan sebagai dewan penasihat. Namun, saat pengumuman resmi, namanya tidak dimasukkan dalam daftar pengurus.
“Aku boleh saja tidak berada di PWI, tapi aku tetap seorang wartawan. Aku tetap menulis dan berjuang,” katanya.
Menurutnya, wartawan sejati bukanlah mereka yang hanya sibuk dengan urusan administratif atau proposal, melainkan yang tetap aktif menulis dan mengungkap kebenaran.
“Jurnalis itu adalah working journalist. Kalau kerja kalian hanya tulis proposal dan sibuk administrasi, kalian bukan wartawan,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, bang Izhary memberikan pesan keras kepada para pengurus PWI. Ia menegaskan bahwa tanpa integritas, organisasi pers tidak akan memiliki wibawa di mata publik.
“Kalau kalian tidak punya idealisme dan hanya ingin mempertahankan jabatan untuk kepentingan pribadi, maka jangan heran jika PWI terus mengalami kemunduran,” tutupnya.
Pernyataan bang Izhary ini menjadi sorotan di kalangan insan pers dan publik. Hingga kini, pihak PWI Pusat belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik tajam yang dilontarkan oleh wartawan senior tersebut. (SDA/Red)
Video lengkap dari pernyataan bang Izhary dapat disaksikan di YouTube Wilson Lalanke Channel Official melalui tautan berikut: “Wartawan Senior PWI Bung Izhary Ungkap Kebobrokan Pengurus PWI Pusat”.
( REDAKSI )