Kab. Bandung, REVOLUSI.co.id– Pengerjaan Sumur Pengolahan Air Minum (SPAM) bagi masyarakat Desa Cibeet RW 12, diduga sarat dengan manipulatif, terlihat dari pengerjaan seakan terlihat seperti dalam pengerjaan anggaran pribadi.
Karena tidak terlihat papan informasi yang menandai bahwa pengerjaan SPAM atau yang lebih dikenal dengan sumur dalam itu, adalah bantuan dari Pemerintah Kab. Bandung, dengan sumber anggaran APBD.
Pengerjaan pun dikerjakan dipinggir aliran sungai yang dimana air sungai akan menyerap masuk ke sumur dalam yang sedang dikerjakan. Namun yang menjadi aneh kenapa tidak ada yang mengawasi dari pihak PUTR, dan seolah – olah membiarkan pihak ke 3 untuk mengerjakan secara asal – asalan.
Karena diduga terasa janggal, kita selaku pihak media pun melakukan konfirmasi kepada pihak pelaksana lapangan Anton via WhatsApp, Jumat ( 04/10), Mengatakan,” Masalah pengerjaan sumur dalam ini saya tidak tahu, yang tahu hanya pemilik CV nya saya hanya sekedar dilapangan, jadi masalah papan proyek saya akan pasang besok, sedang dibikin” Jelasnya.
“Sedangkan untuk RAB nya saya pun tidak tahu, karena pihak ke 3 tidak pernah memberikan RAB kepada saya, bahkan saya pun tidak tahu anggarannya berapa. Jadi saya selaku orang lapangannya hanya disuruh untuk mengerjakan saja,” Ungkapnya.
Inilah anggaran APBD yang disebut dengan anggaran siluman, yang dimana dalam pengerjaan sarana dan prasarana kebutuhan masyarakat umum, seakan semuanya disembunyikan, yang menimbulkan dugaan – dugaan adanya penyelewengan anggaran, yang mengakibatkan pengerjaannya asal -asalan.
Selain itu juga, pihak pemerintahan Desa Cibeet pun tidak mengetahui adanya pengerjaan pembangunan SPAM, bahkan saat ditanya pun hanya mengatakan, ” sekitar 3 Minggu yang lalu pernah ada obrolan, namun pada saat pengerjaan tidak ada pemberitahuan kepada pihak Pemerintahan Desa,” Jelasnya.
Sama halnya dengan pihak UPTD Pengairan, yang dimana pada saat ditanya adanya pengerjaan SPAM, mereka tidak mengetahui adanya pengerjaan sumur dalam. “Saya tidak tahu ada pengerjaan sumur dalam di Desa Cibeet, karena hingga saat ini tidak pernah menerima pemberitahuan pengerjaan. Tapi saat melakukan survai lapangan saya juga ada disana, namun pada saat pengerjaan saya tidak tahu,” Jelasnya. (R***).