Kab. Pangandaran, REVOLUSI.co.id – Seorang taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan ( PKP )Pangandaran,menjadi korban kekerasan di dunia pendidikan, dan menjadi pengalaman pahit selama menjadi Mahasiswa di PKP Pangandaran. mengungkapkan pengalaman pahit yang dialaminya selama menjalani pendidikan.
Seperti yang diceritakannya pada Kamis (15/08), dimana Taruna itu mengaku mendapatkan perlakuan kasar dari Direktur institusi Politeknik Kelautan dan Perikanan (PKP) Kab. Pangandaran, yang dimana diperlakukan tindakan tidak manusiawi berupa penginjakan kepala sebagai bentuk hukuman.
Dalam pengakuannya, taruna yang identitasnya dirahasiakan, mengatakan, ” Saya sangat shock dan trauma dengan kejadian di Kampus PKP Kab. Pangandaran, yang dimana pada waktu itu, kami dikumpulkan di depan kantor Rektorat untuk menerima hukuman sikap taubat, karena tidak ditemukannya pelaku pemadaman listrik di Gedung E, ” Jelasnya.
“Ketika melaksanakan hukuman,salah satu posisi rekan kami yaitu Egif dinilai oleh Direktur kurang benar, sehingga dikritik, dan langsung mengambil tindakan menginjak kepala rekan kami Egif. Dalam kejadian itu, ada saksinya, taruna taruni dari angkatan V yang melihat kejadian itu, ” imbuhnya.
Kejadian itu pun, menyulut reaksi keras dari para orang tua taruna, dengan menuntut penjelasan dan tindakan tegas dari pihak berwenang atas perlakuan Direktur kepada Mahasiswanya dan para orang tua mengecam tindakan itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan meminta agar ada investigasi menyeluruh serta sanksi yang setimpal bagi pelaku.
Seperti pengungkapan Heri Bang Bangbara, yang mempersoalkan apakah tindakan itu, merupakan bagian dari SOP di institusi tersebut.
” Sebagai salah satu orang tua taruna, apakah menginjak kepala taruna adalah bagian dari kedisplinan?, apakah itu juga merupakan SOP dari PKP Kab. Pangandaran ?, ” Tegas Heri dengan nada heran.
Heri pun mengungkapkan kekecewaannya terkait tindakan DO yang diterima oleh anaknya, tanpa ada pemberitahuan dan penjelasan dari PKPP.
” Sebagai orang tua, saya sangat kecewa atas perlakuan pihak PKP Pangandaran yang telah mengeluarkan surat DO secara sepihak kepada anak saya tanpa ada surat pemberitahuan dan penjelasan, lebih menyakitkan lagi, adanya surat edaran yang di-posting di medsos, seolah-olah anak saya ini layaknya seorang teroris atau penjahat kelas kakap,” Geram nya.
” Jelas hal ini sangat tidak manusiawi, dan saya menuntut keadilan untuk anak saya, dan saya menilai semua tindakan itu, sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan meminta agar ada investigasi menyeluruh terhadap PKPP, serta diberikan sanksi yang setimpal bagi para pelaku, ” Tegas Heri Bangbara.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran belum memberikan tanggapan terkait tuduhan serius itu, Kasus ini menambah daftar panjang masalah kekerasan dan pelanggaran yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, terutama di institusi yang menerapkan disiplin ketat.
Sementara itu, taruna yang menjadi korban kini mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan-rekannya untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang, agar mendapatkan keadilan.
Kejadian ini, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait pentingnya perlindungan terhadap hak-hak taruna dan pengawasan terhadap tindakan kekerasan di lingkungan pendidikan. ( R**)